Senin, 14 Oktober 2013

Virus Mirip SARS Menyebar Antar Manusia

Foto mikroskopik coronavirus, bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit termasuk pilek dan SARS. (Foto: Dok)
Foto mikroskopik coronavirus, bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit termasuk pilek dan SARS. (Foto: Dok)

Seorang pasien ketiga di Inggris telah tertular virus baru seperti SARS, menjadikannya kasus kedua di negara tersebut dalam satu minggu, dan memperlihatkan bahwa infeksi mematikan disebarkan dari manusia ke manusia, menurut pihak berwenang pada Rabu (13/2).

Kasus terbaru ini menimpa seorang pria dari keluarga yang sama dengan pasien lainnya, membuat jumlah infeksi yang terkonfirmasi di dunia dari virus baru tersebut -- dikenal dengan coronavirus atau NCoV -- mencapai 11.

Dari kesemua kasus tersebut, lima diantaranya telah meninggal dunia. Sebagian besar yang terinfeksi pernah tinggal atau baru mengunjungi daerah Timur Tengah. Tiga diantaranya didiagnosa di Inggris.

NCoV diidentifikasi ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status kewaspadaan internasional pada September 2012 dengan mengatakan bahwa sebuah virus yang sebelumnya tidak dikenal pada manusia telah menginfeksi seorang pria asal Qatar yang baru saja mengunjungi Arab Saudi.

Virus tersebut satu famili dengan SARS, atau Severe Acute Respiratory Syndrome, virus yang muncul di Tiongkok pada 2002 dan menewaskan sekitar sepersepuluh dari 8.000 orang yang terinfeksi di dunia. Gejala-gejala terkait kedua virus tersebut mirip, termasuk penyakit pernafasan akut, demam, batuk dan kesulitan bernafas.

Badan Perlindungan Kesehatan Inggris (HPA) mengatakan bahwa pasien terakhir, seorang warga Inggris yang tidak memiliki riwayat bepergian baru-baru ini, sedang dirawat secara intensif di sebuah rumah sakit di Inggris tengah.

Ketiadaan riwayat perjalanan ke Timur Tengah memperlihatkan bahwa penularan dari manusia ke manusia telah terjadi, ujar John Watson, kepala penyakit pernafasan pada HPA.

WHO menyatakan bahwa meski ada bukti penularan antar manusia, masih diyakini bahwa risiko penularan tersebut sangat kecil.

Coronavirus biasanya menyebar seperti infeksi pernafasan lain, seperti flu, dan menjalar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Namun karena NCoV baru diidentifikasi September, bukti penularan antar manusia masih terbatas.

Watson mengatakan tidak perlu kecemasan yang berlebihan atas kasus ini karena kasus yang muncul pun masih sangat sedikit sejak kasus pertama dilaporkan tiga bulan lalu.

0 komentar: