Senin, 30 September 2013

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

ISPA
Ilustrasi ISPA
Istilah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga dapat menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup saluran nafas yang dimulai dari hidung termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi pada saluran pernafasan; mulai dari rongga hidung sampai alveoli beserta organ adneksanya (sinus, rongga telinga dan pleura)yang disebabkan oleh mikroorganisme yang berlangsung selama 14 hari ditandai dengan batuk pilek, sakit tenggorokan disertai dengan demam atau tidak (Rasmaliah, 2004).

Tanda Gejala Umum ISPA

Tanda gejala ISPA menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PRSSI), 2002 antara lain:
  1. Batuk 
  2. Serak (anak bersuara parau) 
  3. Pilek 
  4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 38,5 º C 
  5. Sesak napas.

Klasifikasi ISPA

Bentuk ISPA yang paling sering menyebabkan kematian balita adalah pneumonia, maka klasifikasinya dibedakan atas 2 kelompok menurut (Warmasi, 2009) sebagai berikut :

  1. Kelompok umur 2 bulan  < 5 tahun, klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat, pnemonia dan bukan pneumonia 
  2. Kelompok umur < 2 bulan , klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat dan bukan pneumonia.

Etiologi ISPA

  1. Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebeb ISPA antara lain darin genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella dan Korinobakterium. Virus penyebeb ISPA antara lain adalah golongan Mikosovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.
  2. Etiologi Pnemonia Penyebab pnemonia pada balita sukar ditegakkan karena dahak sukar diperoleh. Menurut publikasi WHO bahwa penyebab pnemonia adalah Streptokokus pnemonia dan Hemopillus inluenzae (Warmasi, 2009).

Pencegahan ISPA

Penemuan dini penderita ISPA dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA).

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat.

Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan bergizi dan minuman yang sehat (air putih, sari buah) sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA (Rasmaliah, 2004).

Pengobatan ISPA

Pengobatan ISPA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rasmaliah, 2004):

  1. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya. 
  2. Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. 
  3. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan dan antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.

0 komentar: