Mekanisme Baru Memungkinkan Kontrol dan Pembentukan Memori Jangka Panjang
Membentuk Memori Jangka Panjang
Hal utama yang ingin dicapai dalam bidang ilmu saraf memori dan, dalam cakupan tertentu, juga menjadi tujuan dari berbagai upaya industri untuk bisa memproduksi “obat pintar”, adalah menemukan molekul-molekul yang mempromomosikan
pembentukan memori jangka panjang, ungkap Costa-Mattioli. “Oleh karena itu, kami bertanya-tanya, apakah dengan mengaktifkan mTORC2, atau bahkan mengaktifkan polimerisasi aktinnya sendiri, kita bisa membentuk memori jangka panjang dengan lebih mudah,” tambah Dr. Ping Juni Zhu, asisten profesor ilmu saraf di Baylor College of Medicine, rekan penulis pertama dan ilmuwan senior di laboraturium Costa-Mattioli.
Tim riset telah mengidentifikasi sebuah molekul kecil (obat) yang mengaktifkan mTORC2, dan alhasil polimerisasi aktin serta merta tidak hanya meningkatkan kekuatan sinaptik di antara sel-sel saraf, tapi juga pembentukan memori jangka panjang. Selain itu, tim juga menemukan bahwa polimerisasi aktin yang dipromosikan secara langsung, dengan obat kedua, membuat memori jangka panjang dapat dihasilkan dengan lebih mudah.
Tim Costa-Mattioli telah mengidentifikasi dua jenis obat peningkat-memori, tapi bisakah kedua obat ini meningkatkan memori pada manusia? Mungkin terlalu dini untuk bisa dijawab.
“mTORC2, sejauh yang yang kami tahu, merupakan target baru yang benar-benar potensial bagi perawatan terapi berbagai gangguan pada manusia,” lanjut Huang, “Dalam beberapa tahun ke depan, saya memprediksi, kita akan melihat banyak studi yang berfokus pada mTORC2 sebagai sebuah target.”
Koktail Memori
Tujuan jangka pendek Costa-Mattioli adalah mengidentifikasi gangguan-gangguan kognitif pada manusia akibat lumpuhnya aktivitas mTORC2, serta melihat apakah perbaikan mTORC2 ini dapat pula menormalkan kembali fungsi memori yang rusak akibat penuaan atau bahkan penyakit Alzheimer. Namun dengan hanya sebuah molekul kecil saja tidak akan mungkin melakukan pekerjaan itu. Sama halnya dengan pengobatan HIV atau kanker, ia yakin bahwa kombinasi dari molekul-molekul kecil yang mengembangkan aspek berbeda pada pembentukan memori, akan dibutuhkan untuk bisa secara efisien mengobati berbagai gangguan kognitif.
“Kita harus mulai berpikir tentang ‘koktail memori’ yang efisien daripada sejenis ‘pil memori’. Satu molekul saja mungkin tak cukup. Kita mungkin masih bertahun-tahun jauhnya dari pengobatan yang pasti. Namun saya yakin kita sudah pasti berada di jalur yang tepat,” ujarnya.
0 komentar: