Sabtu, 12 Oktober 2013

Penciuman Anjing Bisa Deteksi Kanker Ovarium

Penciuman Anjing Bisa Deteksi Kanker Ovarium
Eiza Gonzalez berpose dengan seekor anjing di sebuah pemotretan. Rumor dekatnya Ia dengan Liam tersebar setelah keduanya terlihat mesra dan berciuman di kediaman Eiza. Dailymail.co.uk

 Kanker indung telur atau ovarium termasuk dalam kanker yang tak memiliki tanda-tanda jelas dan terlihat. Untuk mengetahui hal tersebut, biasanya dokter akan melakukan tes standar pada pasiennya. Baru-baru ini, tim peneliti dari University of Pennsylvania menemukan bahwa ternyata anjing bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit mematikan tersebut.

"Alasan mengapa anjing bisa menemukan hal ini (mendeteksi kanker) lebih cepat dari tes karena mereka memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyakit tersebut dari baunya. Anjing menggunakan hidungnya untuk mendeteksi bau setiap komponen individu," kata dr Cynthia Otto, Kepala 'Working Dog Center' di University of Pennsylvania, Senin, 7 Oktober 2013.

Penelitian ini menggunakan dua ekor anjing, McBain dan Ohlin. Mereka diminta untuk memilih wadah yang salah satunya mengandung jaringan kanker. Setelah beberapa kali dicoba, kedua anjing itu mampu menebak wadah dengan jaringan kanker secara tepat. Meski tercatat beberapa kesalahan, hasilnya lebih sering tak meleset.

Untuk percobaan lebih jauh, para peneliti membawa temuan tersebut ke Monnel Chemical Senses Center untuk mempersempit bau kanker yang anjing cium. Dari persempitan tersebut, peneliti akan menciptakan sensor elektronik dengan menggunakan gas kromatografi dan spektroskopi massa. Sensor elektronik ini nantinya akan memiliki kemampuan yang sama seperti penciuman anjing untuk mendeteksi kanker.

"Anjing memang lahir dari hidung yang tajam. Langkah pembuatan tersebut dapat menyelamatkan ribuan perempuan dari penyakit kanker. Jika kanker bisa terdeteksi dengan cepat, wanita bisa melakukan pengobatan intensif lebih awal. Pengobatan intensif dini pada penderita kanker bisa selamatkan nyawa pasien dan perpanjang lima tahun umur mereka," kata George Preti, ahli kimia dari Monell Chemical Senses Center. 

0 komentar: